AGAR BETERNAK UNGGAS TETAP BERGAIRAH DI...

AGAR BETERNAK UNGGAS TETAP BERGAIRAH DI MUSIM HUJAN

Selasa, 26 November 2013 | 12:14 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 11787 kali
AGAR BETERNAK UNGGAS TETAP BERGAIRAH DI MUSIM HUJAN

Musim hujan telah tiba. Saat seperti ini peternak unggas tidak seoptimis saat memasuki musim kemarau. Karena peternak akan menduga hasil ternaknya tidak sebagus musim kemarau dan suasana kerja terganggu dengan efek setelah turunnya air hujan. Namun sebenarnya peternak bisa optimis bila mengetahui dasar segitiga peternakan yaitu breeding, feeding dan management serta melakukan antisipasi lebih awal.

BREEDING
Dalam usaha peternakan unggas komersial baik usaha peternakan ayam pedaging, ayam petelur bahkan ayam buras pun saat ini penyediaan DOC (ayam umur sehari) nya sudah banyak dilakukan oleh pembibit (breeder). Sehingga peternak punya keleluasaan dalam memilih pembibit untuk memesan DOC.

FEEDING
Feeding tidak hanya proses pemberian pakan  pada ternak, namun juga pengaturan pakan dan air yang akan diberikan sehingga nutrisi mencukupi dan pakan aman untuk dikonsumsi ternak. Suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada musim penghujan membuat pakan cepat berjamur. Hal ini sangat merugikan karena pakan yang berjamur juga dapat menyebabkan beberapa penyakit pernafasan.

Oleh karena itu kualitas pakan harus tetap terjaga hingga dikonsumsi oleh ayam.  Pemberian palet (alas pakan) dan metode first in first out (FIFO) harus dilakukan dengan baik. Pakan yang pertama kali datang adalah pakan yang pertama kali diberikan ke ayam sehingga sirkulasi pakan akan tetap terjaga. Antisipasi hewan lainnya seperti tikus, burung dan kutu juga perlu dilakukan karena dapat merusak pakan serta berpotensi menyebarkan penyakit. Kualitas pakan cepat menurun saat terkena udara langsung. Oleh karena itu perlu dilakukan pembagian pemberian pakan untuk antisipasi pakan tersisa banyak. Tindakan sering membolak-balik pakan juga dapat dilakukan untuk menggugah selera makan unggas juga untuk menghambat pertumbuhan jamur.

Perlu juga adanya peninjauan kondisi sumur terhadap tumpukan feses dan pemeriksaan kualitas air minum. Makin dekat, air rentan terkontaminasi feses. Banyaknya jumlah air yang menembus pori-pori tanah akan mengubah struktur tanah. Dampaknya ialah pori-pori tanah membesar sehingga memungkinkan air membawa serta bakteri patogen, misalnya E. coli dari tanah di lapisan atasnya menuju sumber air tanah. resiko pencemaran air sumur oleh bibit penyakit dari feses yang terbawa aliran air. Jika air sumur terletak lebih dalam, dapat dilakukan sanitasi air.

MANAGEMENT
Perbaikan kandang sangat perlu dilakukan mulai dari perbaikan atap yang bocor, perbaikan dinding, dan perbaikan aliran air. Hal ini untuk mengantisipasi penggumpalan litter dan feces yang berakibat tingginya ammonia dalam kandang.

Musim penghujan berpengaruh terhadap turunnya suhu udara. Suhu yang rendah menjadikan unggas berkumpul agar dapat melindungi tubuh dari kedinginan. Unggas yang mengumpul dan bertumpuk sering mengakibatkan kematian. Oleh karena itu perlu tatalaksana di dalam kandang dengan pemberian pemanas seperti gasolek terutama pada saat ayam berusia muda dan pengaturan buka tutup tirai atau tatalaksana kandang lainnya.

Pergantian musim juga dapat mengakibatkan stress pada unggas. Hal ini juga terjadi saat musim kemarau beralih ke penghujan karena perubahan musim ini ayam membutuhkan waktu untuk penyesuaian diri. Perlakuan yang dapat diberikan yaitu pemberian multivitamin pada ternak agar unggas terhindar dari stress karena adanya pergantian musim ini. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan unggas oleh dokter hewan terdekat.

Sebagai contoh yang melakukan langkah antisipasi ini adalah Dinas Peternakan Kabupaten Blitar.  Potensi ternak unggas cukup besar di daerah tersebut sehingga pemerintah daerah menyiapkan laboratorium kesehatan hewan dan veteriner. Melalui lab tersebut peternak bisa melakukan pengecekan kekebalan tubuh tenak yang sudah di vaksin. Bahkan menurut Kepala Dinas Peternakan Kab.Blitar, Mashudi, lab tersebut selama ini tidak hanya dimanfaatkan oleh peternak asal Kabupaten Blitar saja, namun juga dari luar daerah seperti Kediri dan Tulungagung.

Sumber: Dari berbagai sumber