Apa yang ada di benak Anda saat mendengar “kotoran ternak”? Mungkin dalam benak banyak orang, kotoran ternak adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan bau. Memang tidaklah salah kalau sebagian besar masyarakat akan berfikir seperti itu. Hal tersebut karena ajaran dari orang tua mengajarkan kita seperti demikian.
Namun tidak demikian bagi Anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Peternak Simantri 027. Perubahan cara berfikir mengenai kotoran ternak adalah setelah kelompok menikmati hasil penjualan kotoran ternak. Bahkan saat ini Gapoktan tersebut dapat meraup omset 4 juta tiap harinya. Sehingga apabila dijumlah dalan satu bulan dapat mencapai omset 100 juta.
Simantri adalah singkatan dari Sistem Pertanian Terintegrasi. Simantri merupakan program Pemerintah Provinsi Bali. Simantri 027 berlokasi di Banjar Sangging Kerambitan. Kelompok yang diketuai oleh Agung ini merupakan salah satu kelompok yang berhasil mengembangkan kemandiriannya.
Saat diwawancarai kemarin (4/9), Agung menjelaskan bahwa pada awalnya kelompok ini mengelola bantuan berupa sapi potong pada tahun 2010. Seiring waktu berjalan, pada tahun 2012 mencoba mengolah kotoran ternak yang belum banyak dimanfaatkan. Dan hasilnya luar biasa, karena keuntungan kelompok lebih banyak diperoleh dari pengolahan kotoran ternak tersebut.
Produksi pupuk bio organik saat ini mencapai 15 ton per hari dan dijual dengan harga Rp.36 ribu per karungnya. Tiap karung berisi 40 kg pupuk. Selama ini bahan baku diambil dari peternak dan kelompok peternak. Sementara mikro organisme pengurai dibeli dari pasaran. Bahkan saat ini kelompok tersebut mengaku kekurangan bahan baku akibat permintaan pupuk yang tinggi. Beberapa petani padi dan jagung mengaku terdapat kenaikan produksi 20 – 30 % dengan menambahkan pupuk bio organik tersebut.
Apakah Anda tertarik ?
Sumber: DISNAK JATIM