Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Secara statistik luas daerah ini mencapai 1.790,90 Km2 atau 3,74 % dari luas provinsi Jawa Timur. Daerah Lumajang termasuk wilayah yang subur karena diapit oleh beberapa gunung yang masih aktif. Tidak heran jika di Lumajang banyak ditemukan tempat wisata alam yang indah dan mempesona semisal view Tumpak Sewu, Air Terjun Pelangi, Puncak B-29 (Negeri Atas Awan), dll.
Selain tempat wisata yang menawan, di sektor peternakan juga banyak komoditas ternak yang dikembangkan oleh masyarakat Lumajang. Sebagai misal ternak sapi potong, sapi perah, kuda, kambing, domba, babi, ternak unggas (ayam buras, ras pedaging dan petelur), itik, serta aneka ternak lainnya. Dan diantara sekian banyak ternak ini, beberapa jenis ternak menjadi unggulan potensi daerah Lumajang yaitu ternak sapi potong, sapi perah, kambing, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Dan teristimewa adalah komoditas ternak Kambing Senduro.
Mengapa Kambing Senduro? Beberapa alasan bisa diberikan mengapa ternak Kambing Senduro ini begitu istimewa bagi masyarakat Lumajang :
1. Sebagai kambing lokal Indonesia
Penetapan Kambing Senduro sebagai ternak lokal berdasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 1055/Kpts/SR.120/10/2014. Dalam keputusan ini ditetapkan bahwa Kambing Senduro merupakan kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan. Secara genetic, kambing yang memiliki cirri khas bulu putih mulus ini memiliki komponen darah kambing etawa asal India, kambing jawarandu dan kambing kacang.
2. Memiliki nilai strategis
Kambing Senduro memiliki nilai strategis karena telah dikembangbiakkan secara turun temurun dan telah menyatu dengan masyarakat peternak kambing. Bahkan pengembangbiakan tersebut telah berlangsung tidak kurang dari seratus tahun yang lalu. Lebih dari itu, jenis kambing ini banyak disukai oleh masyarakat diluar jawa seperti Nusa Tenggara Barat, Papua dan Sumatra. Bahkan warga negara tetangga seperti Malaysia pernah secara intens membeli dan memilih jenis Kambing Senduro yang secara genetik dinilai unggul untuk dikembangbiakkan di negaranya.
3. Produktifitas tinggi
Kambing senduro merupakan jenis kambing yang bertipe dwiguna (dual purposes). Selain sebagai penghasil daging, Kambing Senduro juga merupakan kambing yang baik untuk ternak penghasil susu. Nilai lebih rasa susu Kambing Senduro bagi beberapa kalangan yaitu cita rasanya yang khas. Susu Kambing Senduro memiliki rasa yang lebih gurih jika dibandingkan dengan susu kambing jenis lain semisal kambing Peranakan Etawa (Kaligesing). Sebagai hipotesis, sangat mungkin jika kandungan mineral susu Kambing Senduro lebih tinggi dari susu sejenis sehingga memiliki cita rasa yang lebih gurih. Produksi susu Kambing Senduro mampu mencapai 0.8 s/d 1.8 liter/ekor/hari. Sementara untuk produksi dagingnya, ternak Kambing Senduro jantan bisa memiliki bobot hidup mencapai 120 Kg per ekor.
Selain keunggulan tersebut diatas, susu kambing memiliki keunggulan dibanding susu sapi. Pertama, susu kambing lebih mudah dicerna oleh tubuh karena memiliki rantai karbon (C) yang lebih pendek. Hal ini juga yang menjadikan susu kambing tidak alergi dikonsumsi oleh semua kalangan usia. Kedua, bisa dijadikan sebagai bahan kosmetik. Saat ini, sudah relative berkembang produk sabun susu kambing, kosmetik dan lain lainnya.
4. Sifat kelahiran prolifik
Fakta dilapangan kebanyakan Kambing Senduro memiliki kelahiran kembar (prolifik) pada saat melahirkan. Tidak jarang Kambing Senduro melahirkan secara kembar tiga atau bahkan empat, walaupun kelahiran yang ideal adalah kembar dua. Kenyataan ini memungkinkan populasi ternak Kambing Senduro akan tumbuh cepat dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia, baik susu maupun dagingnya. Inilah peran penting Kambing Senduro dalam ikut serta mendorong tumbuh dan lahirnya generasi Indonesia yang sehat, cerdas dan kompetitif dengan bangsa lain.
5. Fertilitas tinggi
Selain bersifat prolifik, Kambing Senduro juga memiliki fertilitas (tingkat kesuburan reproduksi ternak) yang cukup tinggi. Hal ini tercermin pada umur rata rata Kambing Senduro saat beranak pertama. Rata rata Kambing Senduro sudah mampu beranak pertama ketika mencapai umur 394 ± 58 hari, dengan jarak beranak (Calving Interval ) 220 ± 17 hari. Ini memberi arti bahwa dalam jangka waktu dua tahun, Kambing Senduro akan mampu melahirkan hingga tiga kali dengan kelahiran rata rata kembar.
Melihat besarnya potensi Kambing Senduro tersebut, sangat sayang jika anugerah Tuhan asal Lumajang ini tidak dilestarikan dan kembangkan secara optimal. Terlebih dengan kekayaan hasil berbagai kajian dan penelitian yang mampu menguak perikehidupan ternaksemisal berkembangnya ilmu genetika, pemuliaan ternak, metode pembibitan ternak, dsb. Termasuk dalam hal ini, temuan dan perkembangan tekhnologi tepat guna dibidang peternakan.
Beberapa langkah bisa dilakukan untuk pelestarian dan pengembangan potensi Kambing Senduro, dua yang terpenting diantaranya adalah :
1. Pengembangan SDM
Faktor sumber daya manusia (SDM), menjadi kunci dalam pelestarian dan pengembangan ternak Kambing Senduro. Kenyataan dilapangan masih menunjukkan adanya perkawinan sedarah (inbreeding). Padahal, metode perkawinan semacam ini secara umum memiliki dampak negatif bagi keturunan semisal keturunan yang semakin kecil posturnya, mudah sakit atau terlahir cacat. Dengan kenyataan seperti ini, penting adanya upaya peningkatan kapasitas SDM peternak kambing di Lumajang dalam hal budidaya maupun pembibitan ternak. Tentunya kegiatan ini perlu dilaksanakan secara sistemik, konsisten dan berkelanjutan. Termasuk dalam pengembangan SDM ini pada tingkatan aparat, baik yang strategis (terkait perencanaan dan penganggaran) maupun teknis.
2. Penataan dan Pengembangan Kelembagaan
Dalam hal pelestarian Kambing Senduro, perlu adanya penataan dan pengembangan kelembagaan. Baik penataan ditingkat pemerintah sebagai fasilitator maupun peternak sebagai subyek perubahan. Pada tataran pemerintah, penting terbentuknya lembaga pembibitan. Lembaga ini diharapkan mampu melestarikan dan mengembangkan bibit ternak Kambing Senduro yang unggul. Sehingga relative ada jaminan, tidak semua ternak Kambing Senduro unggul ditransaksikan dan dijual ke luar daerah. Sementara ditingkat peternak, perlu adanya penataan dan pengembangan kelompok ternak. Sehingga, perubahan yang terjadi akan bersifat massif dan benar benar membawa arus perbaikan dalam upaya peningkatan mutu ternak Kambing Senduro.
ditulis oleh : Siswanto, S.Pt (Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak))
Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang
Sumber: Dinas Peternakan Kab Lumajang