Nyoman menjelaskan penyakit flu sapi atau Bovine Ephimeneeral Fever (BEF) bukan hal baru di dunia medis hewan. Penyakit ini menyerang secara mudah saat musim pancaroba, yakni perubahan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Di tahun 2011 ini, di Sleman tercatat ada 179 kasus sapi yang terserang penyakit ini. Rinciannya, Januari terdapat 55 ekor sapi, Februari (59 ekor), dan Maret (65 ekor). ”Sebelumnya di tahun 2010, tercatat 567 sapi yang terkena penyakit ini,” ungkapnya. .
Gejala awal penyakit ini bisa dilihat antara lain keluar leleran mirip flu dari hidung sapi. Badan sapi juga mengalami demam tinggi selama tiga hari. Nafsu makannya pun menurun drastis. Pada sapi yang mengalami komplikasi, perutnya mengalami kembung. “Inilah yang bisa menyebabkan sapi mati,” imbuhnya.
Nyoman meminta para peternak dan pemilik sapi di Sleman mewaspadai serangan virus ini. Apalagi, saat ini sedang masuk musim pancaroba. Jika ditemukan gejala mirip flu sapi, Nyoman meminta peternak diminta sigap mengambil langkah pertolongan dengan menambah nutrisi pada sapi. ”Makanan bisa ditambah kandungan airnya untuk mencegah dehidrasi pada sapi,” sarannya. Selain itu, cara mudah penambahan nutrisi juga bisa dilakukan dengan memberi air larutan gula merah. Cairan ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada sapi serta meningkatkan staminanya. ”Sehingga sapi yang terkena flu tak terlambat ditangani,” urainya. Namun jika gejala terus berlanjut hingga sapi sampai mengalami kejang-kejang, Nyoman meminta peternak diminta segera mendatangi Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). ”di Sleman 12 Puskeswan yang bisa didatangi. Silahkan datang dan petugas kami akan berikan pertolongan,” tandasnya.
(nis)
Sumber: DISNAK JATIM