Legi (67), peternak lain juga mengalami hal yang sama. Namun, sapi miliknya bukan termasuk sapi yang sedang bunting, tapi sapi yang masih belum siap kawin. "Tapi sekarang sudah sembuh," ujar Legi, tetangga Kemis. Lebih parah lagi adalah sapi milik Sujud (55), sebab, meskipun sudah satu bulan diupayakan pengobatan, namun tidak kunjung sehat. Karena putus asa itu, Sujud mengirimkan sapi peliharaanya ke rumah pemotongan hewan. "Sapi saya yang anakan (kecil) itu sudah sebulan tidak sembuh-sembuh. Lalu saya potong saja," ujar Sujud.
Terpisah, Sri Suparmi, kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kediri membenarkan adanya penyakit yang menyerang sapi itu. Bahkan, menurutnya kasus sapi lumpuh tidak hanya terjadi di Gempolan saja, namun juga beberapa daerah lain di Kediri. "Tapi kasusnya kecil, paling satu atau dua ekor. Sepertinya daerah sekitar Kediri juga terjadi kasus yang sama," ujar Sri Suparmi ketika dihubungi melalui telepon selulernya.
Dari pemeriksaan yang pernah dilakukan, Suparmi melanjutkan, penyebabnya adalah anomali iklim yang tengah terjadi sehingga menyebabkan rumput yang biasa menjadi pakan ternak menjadi kurang layak. "Selain itu, yang kami temukan hanya menyerang pada sapi betina yang sedang bunting saja," ungkapnya. "Saat ini, rumput setiap hari mempunyai tunas baru. Sehingga kandungan kalsiumnya semakin sedikit," jelasnya. Sementara peternak tidak mengimbanginya dengan asupan makanan lain, hanya memberi pakan rerumputan saja. sehingga, kata Suparmi lagi, menyebabkan sapi kekurangan gizi. "Timbullah mal-nutrisi, makanya peternak harus memberi makanan lain untuk asupan." tandasnya.
Sumber: DISNAK JATIM