Matinya ayam secara tidak wajar itu, kata Supiyan , memiliki tanda-tanda bengkak dan membiru di bagian muka dan mengeluarkan cairan darah hidung. Selain itu, ada warga yang membelah badan ayam dan menemukan bagian hati ayam yang menghitam. "Sebagian besar ayam yang mati itu ada yang dikubur dan ada yang dibuang ke sungai," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Barito Utara, Sunoto mengakui pihaknya telah menerima laporan tentang banyaknya ayam yang mati secara mendadak. Saat ini, kata Sunoto , petugas sudah melakukan pengecekan di lapangan dan untuk sementara ayam bukan ras (buras) yang mati itu tersebar di Muara Teweh diantaranya di kawasan Karang Jawa Kelurahan Melayu dan sejumlah tempat lainnya. "Sampel berupa beberapa organ dalam tubuh ayam buras di kawasan itu kami kirim ke Laboratorium Kesehatan hewan Palangka Raya, guna diketahui penyebabnya," katanya didampingi Kepala Bidang Pengendalian Hama Penyakit, Anang Junaidi.
Pihaknya tidak berani memperkirakan ayam mati tersebut disebabkan penyakit yang biasa terjadi pada perubahan iklim memasuki musim hujan seperti tetelo, newcastle disease (ND), berak putih dan virus berbahaya flu burung (H5N1). Ia masih menunggu hasil uji klinis yang dilakukan pihak laboratorium baik di Palangka Raya maupun Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional V Banjarbaru, Kalimantan Selatan. "Memang hasil tes dengan alat rapites yang kami lakukan menunjukkan dua garis yang artinya bukan akibat penyakit tetelo, ND maupun berak putih, sehingga sampel di kirim ke laboratorium guna memastikan flu burung atau tidak," kata Anang Junaidi menambahkan.
Anang mengatakan, awal bulan lalu sekitar 200-an ayam petelur di UPTD Peternakan milik Pemkab Barito Utara, kilometer 5 Jalan Negara Muara Teweh - Puruk Cahu juga mati mendadak. "Hasil pemeriksaan sementara matinya ayam ras itu akibat penyakit yang biasa terjadi perubahan musim yakni berak putih sehingga sampelnya tidak dikirim ke laboratorium," katanya. Pihaknya mengimbau masyarakat yang mempunyai ternak ayam mengalami mati mendadak untuk segera melaporkan kepada dinas terkait dan segera mengubur bangkai ayam itu guna mencegah tertularnya kepada ternak lain bahkan manusia. Untuk sementara ayam milik warga yang mati mendadak berkurang dibanding awal tahun 2010 lalu ketika itu penyebaran ternak ayam mati diantaranya positif kena flu burung cukup luas selain di Muara Teweh juga di tiga kecamatan pedalaman Barito Utara. "Namun kami tetap waspada dan melakukan pemantauan serta pencegahan terhadap penyakit akibat virus yang berbahaya ini," katanya.
Sumber: DISNAK JATIM