Menurut Prabowo program penggemukan dan ternak sapi lokal harus tingkatkan, supaya pemenuhan kebutuhan bisa tercukupi. Kegiatan seperti ini merupakan awal yang baik, agar masyarakat paham. Ditambahkan Prabowo, sosialisasi akan terus dilakukan terhadap masyarakat.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, menjelaskan sikap Pemprov Jatim yang melarang pemotongan sapi betina dan melarang impor daging dan hewan sapi mulai tahun ini, telah berkoordiansi dengan Polda Jatim untuk menindaknya bagi yang melakukan pelanggaran. Agar program ini bisa berjalan dengan baik, dirinya mengajak masyarakat dan semua instansi terkait mendukung tiga langkah bersama. Tiga langkah guna menjaga keberlangsungan ternak sapi di Jatim, yang meliputi gerakan menghentikan pemotongan sapi betina, penghentian impor sapi dan perbaikan rumah potong hewan.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Peternakan Pemprov Jatim Ir.Suparwoko A.,MM. Menurut Suparwoko, bahwa mestinya yang di potong adalah sapi jantan bukan betina. Memang kalau sapi betina harga lebih murah pendapatnya lebih banyak sebab banyak dagingnya, ada beberapa daerah seperti di RPH sidoarjo hampir 85 persen yang di potong adalah sapi betina.
"Ini tidak terjadi di sini saja,kemarin saya melihat RPH di Bogor mengirim daging sapi ke Jakarta adalah dari sapi betina. Ini menunjukan bahwa gejala ini ternyata adalah penyakitnya nasional," tambahnya. Bila hal ini dibiarkan maka akan terjadi kiamat nasional khususnya untuk sapi lokal.
"Untuk menekannya sekarang kami telah minta dukungan kawan-kawan pengusaha untuk memerangginya agar anak cucu kita tetap bisa menikmati nantinya. Agar program ini bisa berjalan, kami telah mendesak pada pemerintah pusat menerbitkan PP lanjut dari UU 18 tahun 2009 tentang pelarangan pemotongan sapi betina produktif," tegasnya.
Sumber: DISNAK JATIM