Pasokan susu segar itu masih bisa didongkrak, karena di sejumlah kabupaten di Jatim berpotensi dikembangkan sentra peternakan sapi perah. Pasalnya, secara geografis dan lingkungannya cocok untuk pembudidayaan ternak tersebut yakni di Jatim bagian Timur dan bagian Barat. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan industri persusuan di Jatim dalam jangka panjang melalui kemitraan dengan peternak sapi perah, guna memenuhi bahan baku pabrik di Kejayan yang tahun ini kami tingkatkan kapasitasnya menjadi satu juta liter per hari,” ujarnya dalam seminar Usaha Peternakan Pembibitan Sapi Potong dan Perah, hari ini. Seminar yang dilaksanakan di Surabaya itu melibatkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan Jawa Timur, perbankan dan peternak sapi.
Manu menambahkan untuk memenuhi bahan baku sesuai kapasitas pabrik di Kejayan masih membutuhkan susu impor. Namun, volume susu impor akan terus dikurangi melalui penumbuhan sentra peternakan baru sapi perah. Pengembangan kemitraan dengan peternak sapi perah dilakukan secara bertahap, dimana dalam tahap I ditujukan ke Kab. Banyuwangi, Probolinggo, Lumajang, Jember, Ponorogo, Trenggalek, Tuban. Selanjutnya akan diperluas lagi ke Kab. Magetan, Ngawi, Pacitan, Situbondo, Bondowoso.
“Kami pekan depan akan ketemu dengan pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, guna membahas pasokan susu segar dari daerah tersebut ke pabrik kami di Kejayan. Dukungan bank diperlukan berupa kucuran kredit kepemilikan sapi perah dengan bunga rendah,” papar Manu. Dia mengaku akan terus menambah investasi guna meningkatkan kapasitas produksi, setelah awal tahun ini menaikkan kapasitas menjadi satu juta liter per hari dengan dukungan dana investasi Rp1 triliun.
Guna memenuhi kebutuhan bahan baku susu segar pihak Nestle melakukan kemitraan dengan peternak sapi perah. Perusahaan multinasional itu dalam menjalin kemitraan melakukan bimbingan teknis dan bantuan dana, dengan tujuan meningkatkan kualitas dan produktifitas susu lokal.
Sumber : bisnis.com
Sumber: DISNAK JATIM