MANAJEMEN PERKAWINAN MENINGKATKAN...

MANAJEMEN PERKAWINAN MENINGKATKAN SUKSESNYA BUDIDAYA KAMBING PE

Rabu, 23 Mei 2012 | 12:47 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 42183 kali
No Image

Ada sebuah analisa yang menjelaskan bila kita memiliki 1 ekor induk kambing PE bila menghasilkan 2 ekor anak betina maka diprediksikan akan memiliki 10 ekor kambing PE dalam waktu 28 bulan atau 2,5 tahun. Bagaimana ini bisa terjadi, seperti diungkapkan tadi bahwa pengetahuan akan manajemen perkawinan harus diterapkan.

Kambing PE betina sebenarnya sudah dapat dikawinkan pada umur 6 bulan karena sudah mengalami birahi pertama selama 1 minggu atau sudah mengalami dewasa kelamin. Setelah seminggu birahi ini akan hilang dan akan muncul kembali dalam 21 hari kemudian (1 bulan). Tetapi dianjurkan kambing PE betina dikawinkan mulai 9 bulan atau birahi ketiga yaitu saat dewasa tubuhnya sudah tercapai dan alat reproduksi kambing etawa betina sudah sempurna sehingga memperkecil resiko pada kehamilan dan kelahiran. Dari pengamatan di lapangan anak (cempe) yang dilahirkan juga memiliki perkembangan lebih bagus daripada yang dilahirkan oleh kambing etawa betina yang dikawinkan muda. Perkembangan induk  juga lebih baik daripada yang dikawinkan muda. Kambing betina yang siap dikawinkan akan menunjukkan tanda-tanda birahi seperti sering mengembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan badan pada dinding kandang, nafsu makan kurang, ekornya dikibas-kibaskan, sering kencing, bibir kemaluan membengkak, selaput bagian dalam agak kemerah-merahan dan keluar lendir yang jernih atau dalam bahawa jawa disebut 3A (Aboh, Anget, Abang).

Kambing PE  jantan sudah dewasa kelamin pada umur 6 – 8 bulan. Namun akan lebih baik bila pejantan mengawini kambing betina mulai umur 18 bulan (2 tahun) karena kambing etawa jantan sudah memiliki postur badan yang mampu menguasai kambing etawa betina pada umur tersebut. Ciri Kambing PE jantan yang sudah birahi adalah memiliki bulu kaki depan yang berwarna kekuningan yang disebabkan oleh air kencing pejantan itu sendiri. Kambing PE jantan yang dapat dijadikan pejantan yang baik memiliki postur badan yang tidak terlalu gemuk, aktif lincah dan selalu birahi jika didekatkan dengan kambing PE betina. Tingkah laku calon pejantan pun perlu diketahui dalam mengawinkan dengan betina karena tidak semua pejantan langsung birahi bila didekatkan pada betina sehingga ada kalanya pejantan tersebut malu-malu dengan betinanya.

Biasanya kambing etawa jantan dapat mencium bau kambing betina yang birahi. Hal ini karena kambing betina yang birahi memiliki bau yang khas atau pheromon. Kambing jantan akan bereaksi dengan mengembik melenguh dan birahinya bangkit seketika bau ini tercium. Jika tidak dikawinkan hal ini akan berlanjut tiap malam. Kambing betina yang birahi tidak akan lari menghindar ketika pejantan menaikinya. Postur kambing jantan yang akan mengawini hendaknya lebih besar daripada kambing etawa betina yang akan dikawini agar proses kawinnya tidak sulit. Hendaknya proses perkawinannya dua kali. Setelah perkawinan sukses kambing betina diajak jalan-jalan agar sperma yang diterima tidak tumpah.

dalam memudahkan dalam manajemen perkawinan, berikut disajikan skema yang berhubungan dengan perkawinan kambing PE

Sumber: DISNAK JATIM