Menurut Ir.Syukur, kedatangannya ke Kabupaten Sumenep selain sebagai bentuk apresiasi terhadap kabupaten tersebut yang memiliki populasi sapi potong tertinggi nasional, kedatangannya juga untuk berkonsolidasi dalam mewujudkan swasembada daging sapi nasional. “Memang di Jawa Timur sudah swasembada daging sapi, tetapi didaerah lain juga memerlukan supply sapi dari Jawa Timur”,lanjutnya. Dalam melakukan konsolidasi tersebut, tidak hanya mengundang Kepala Dinas Peternakan Provinsi, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten di Madura dan sekitarnya dan pemerintah daerah setempat, Dirjen juga mengundang Kepala BBIB Singosari, Kepala Balai Embrio Transfer Cipelang, Kepala Loka Penelitian Sapi Potong, karantina, perguruan tinggi, asosiasi dan juga tidak ketinggalan secara khusus mengundang pedagang sapi dan daging sapi.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Disnak Jatim), Ir.Maskur MM, dalam diskusi menjelaskan bahwa Sapi Madura yang sudah ditetapkan sebagai rumpun sapi asli Indonesia saat ini sudah dilirik banyak negara dikarenakan tahan terhadap kondisi ekstrim, juga memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. “Oleh karenanya Sapi Madura perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan” lanjutnya. Hal senada juga disampaikan oleh kelompok peternak Sapi Madura bahwa daging sapi memiliki rasa yang khas disbanding dengan daging sapi jenis lainnya.
Selain membahas terobosan Madura sebagai pulau ternak, juga dilakukan pertemuan langsung antara padagang sapi dan daging sapi dengan peternak di Madura. Peternak yang selama ini masih mengeluh dengan harga sapi yang murah serta pedagang yang mengeluh sulitnya mencari sapi siap potong. Dalam pertemuan tersebut diperoleh beberapa kesepakatan antara kelompok peternak dengan pedagang sapi. Kesepakatan tersebut untuk mengurangi besarnya biaya antara dari peternak sampai menjadi daging. (dw)
Sumber: DISNAK JATIM