Koordinator Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Surabaya Muthawif Hadi mengatakan, setiap harinya masyarakat Surabaya membutuhkan 4.500 kg daging sapi segar yang setara dengan 250 ekor sapi.
"Namun yang bisa dipenuhi tinggal separo. Jika ini tidak dipenuhi, pedagang bakwan, bakso, atau makanan lain berbahan daging segar akan kesulitan dan harganya bisa naik," ujarnya, saat audiensi dengan Dinas Peternakan Jatim, Senin (5/3).
Menurutnya, para pedagang bakal merugi karena untuk menaikkan harga jual produk juga tidak mudah. "Jatim memang surplus sapi dan mengarah keswasembada, tetapi sapi-sapi itu malah dijual ke luar pulau, sementara impor sapi ditutup. Pedagang dari luar biasanya beli sapi 200-300 ekor sekaligus,"tegas Muthawif.
Karena itu, paguyuban meminta Pemprov Jatim agar membuka keran impor daging sapi, mengingat terbatasnya ketersediaan daging di pasar, selain mengatur tata niaga penjualan sapi.
Fenomena keberadaan sapi siap potong yang di jual keluar Jatim terasa sejak November 2011. Beberapa kota yang menjaditujuan sapi siap potong, di antaranya, Jakarta,Medan, Banjarmasin, Bengkulu, Palangkaraya, Pangkal Pinang, dan Lampung Utara. Kondisi ini menyebabkan Jatim, utamanya beberapa kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Probolinggo, dan sekitarnya, kekurangan stok sapi siap potong. Jatim hanya kebagian sapi betina yang kualitasnya kurang baik.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Suparwoko Adi Soemarto mengatakan, ditutupnya keran impor daging sapi segar selama ini tak lain untuk menjamin kesejahteraan peternak sapi lokal daging impor masuk ke Jatim. Masuknya daging impor bisa mematikan sekitar 2,2 juta jiwa yang menggantungkan hidup dari beternak sapi. Untuk restoran atau hotel masih ditoleransi," jelasnya.
Suparwoko mengungkapkan, saat ini ketersediaan sapi di Jatim sebenarnya masih cukup. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, stok sapi mencapai 4.727 juta ekor, atau sekitar 30 persen dari total stok sapi nasional 14,8 juta ekor sapi.
"Jadi sebenarnya Jatim surplus. Maka ketika impor kembali dibuka, pasti daging over supply. Harga jual dikhawatirkananjlok seperti pada 2010," yakinnya. Akibat membanjirnya daging impor, harga sapi hidup terpuruk Rp 16.000-17.000 per kg. Untuk mengatasi, Jatim memberlakukan larangan masuk sapi impor. Dampaknya, harga sapi naik Rp 26.000-27.000 per kg. (ame)
STOK SAPI JATIM
Stok sapi mencapai 4.727 juta ekor, atau sekitar 30 persen dari total stok nasional 14,8 juta ekor.
Jumlah sapi yang lahir 970.000 ekor. Dari jumlah itu, 483.500 ekor disembelih, tersisa hampir 500.000 ekor, Dari jumlah itu, yang dijual ke luar provinsi selama 2011 mencapai 148.590 ekor.
Jatim surplus 340.000 ekor atau sekitar 98.000 ton daging.
Sumber: DISNAK JATIM