Saat ini petani ataupun peternak banyak menggunakan jerami sebagai pakan ternak. Selain murah, hasil samping tanaman padi tersebut juga tersedia dalam jumlah yang banyak dan kontinyu. Apalagi saat memasuki musim kemarau ini jerami padi menjadi pakan alternatif bagi peternak karena produksi rumput hijau sudah mulai berkurang. Tetapi apakah penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak bisa digunakan seratus persen menggantikan hijauan serta tanpa perlakuan ???
Kita lihat beberapa kenyataan di lapangan. Kasus ternak sapi mendadak ambruk ternyata ditemukan di beberapa daerah. diyakini sapi-sapi tersebut mengalami mall nutrisi (kekurangan nutrisi). Biasanya sapi-sapi yang diserang saat bunting.
Pada beberapa daerah seperti Kab.Ngawi, Magetan dan daerah lain saat ini lahan pertaniannya diserang hama wereng. Memang tidak kali ini lahan pertanian tersebut diserang wereng tetapi serangan wereng saat ini tidak dapat dikontrol oleh petani maupun Dinas Pertanian setempat. Podo,salah satu petani padi di Desa mangundikarang Kabupaten Nganjuk menerangkan bahwa saat ini di daerahnya tidak ada yang membawa pulang hasil sawahnya dikarenakan serangan hama wereng tersebut meskipun sudah dilakukan penyemperotan dengan menggunakan bahan kimia setiap lima hari sekali.
Dilihat dari kenyataan diatas maka peternak juga perlu mengambil langkah bijak dalam pemberian hasil samping pertanian kepada ternaknya. Peternak perlu mengetahui kandungan nutrisi pakan yang diberikan kepada ternaknya. Bila hasil samping pertanian tersebut mempunyai kandungan nutrisi rendah, maka perlu ditambahkan pakan konsentrat (makanan penguat) agar tidak terjadi kekurangan nutrisi. Peternak juga dihimbau agar berhati-hati saat memberi makan jerami kepada ternak. Pasalnya, jerami banyak yang mengandung insektisida atau racun wereng. Jika jerami banyak mengandung insektisida berbahaya, sapi bisa mati mendadak karena keracunan. Menurut Randhawa et. al., 2000, Gejala keracunan pada sapi yang disebabkan oleh pestisida golongan OC antara lain terlihat adanya eksitasi, ataksia, tremor dan kesulitan bernafas. Gejala ini muncul setelah kira-kira 12 jam menelan pakan yang mengandung cemaran residu endosulfan.
Sumber: DISNAK JATIM