Namun untuk mempertahankan ternaknya, masyarakat di Pulau Madura tersebut mempunyai cara yang unik. Bila masyarakat di pedesaan dulu memakai kentongan sebagai alat komunikasi kepada warga sekitar saat terjadi pencurian ternak, masyarakat di Pamekasan menggunakan pengeras suara untuk media komunikasi bila terdapat ternak yang hilang. Pemilik ternak tidak harus memiliki pengeras suara, tapi setidaknya dalam satu daerah terdapat satu orang yang memiliki pengeras suara tersebut.
Bila pemilik ternak mendapati ternaknya hilang, langsung menuju ke pemilik pengeras suara dan keadaan tersebut langsung diumumkan sehingga informasi tersebut dapat didengar oleh masyarakat pada jarak yang cukup jauh. Dengan menerima informasi dari pengeras suara, masyarakat langsung keluar rumah untuk membantu melihat kondisi di sekitar rumah.
Menurut salah satu pemilik ternak, Supandi, cara tersebut cukup efektif. Disaat ternaknya hilang, dan segera menginformasikan melalui pengeras suara, ternaknya dapat ditemukan di daerah lain meskipun pencuri tidak tertangkap. “Yang terpenting adalah ternak saya dapat kembali”, ungkap Supandi. (dw)
Sumber: DISNAK JATIM