Budidaya ternak kelinci di sekitar Kota Batu sebenarnya sudah lama dilakukan oleh masyarakat setempat. Masyarakat mengetahui bahwa potensi ternak tersebut cukup besar. Hal ini didasari pemikiran bahwa penanganan ternak tersebut cukup mudah, anakan yang dihasilkan cukup banyak, dagingnya tidak menimbulkan alergi sampai kotoran dan urine nya dapat digunakan sebagai pupuk organik pertanian. Meskipun potensi dan minat peternak cukup tinggi, permintaan akan daging dan produk olahan lainnya dari ternak kelinci belum meningkat signifikan. Masyarakat masih terbiasa mengkonsumsi daging ayam dan sapi.
Secara kualitatif daging kelinci tidaklah kalah dengan daging sapi dan daging ayam. Bahkan daging kelinci juga dapat dibuat produk olahan lainnya seperti nuget, sosis, bakso, abon, dendeng, dan lain sebagainya. Sehingga daging kelinci dapat menjadi alternatif saat harga daging sapi melonjak. Pada kondisi normal, harga daging kelinci ada pada kisaran Rp 55.000/kg dan menurut para pelaku bisnis harga tersebut dapat ditekan dengan budidaya ternak kelinci melalui penerapan program kampung kelinci di setiap desa sehingga mulai budidaya sampai dengan pemasaran dapat tertata. (dw)
Sumber: DISNAK JATIM