Mereka adalah Mifta Rizkiani, Zaini Miftah, Micki Kurniawan, Fitrianisa Fathurohmah, dan Eli Muli Lestari yang menjadi perwakilan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 25 tanggal 9 -12 Juli kemarin. Kelompok mahasiswa tersebut mengusung penelitian dengan judul “Uji Aktivitas Imunostimulator Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb) pada Coturnix coturnix yang Terinduksi Vaksin AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 melalui Pengukuran Titer Antibodi”.

Tanaman yang banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah ini mudah dipasarkan karena khasiatnya cukup banyak. Masyarakat menggunakan rimpang temu kunci sebagai bumbu masak, sebagai peluruh dahak, untuk mengatasi flatulensi, penambah nafsu makan, untuk menyembuhkan sariawan, dan pemacu keluarnya air susu ibu. Dan khasiat lainnya adalah sebagai obat-obatan antara lain memberantas cacing gelang, perut kembung, menyembuhkan sariawan, batuk kering, obat kurap, obat pencahar & perangsang keluarnya air seni. Bahkan ada peternak di daerah Kaliurang yang mencampurkan temu kunci pada pakan ternak mereka. Itulah yang menjadi awal mula kelompok mahasiswa melakukan penelitian pada tanaman yang juga mengandung minyak astiri tersebut.

Beberapa perlakuan yang dilakukan adalah mengukur titer antibodi Immunoglobulin Yolk (IgY) yang ada pada temu kunci. dan pengembangan imunoterapi IgY yang ada pada temu kunci dengan memanfaatkan sistem imun unggas. Menurut hasil penelitian mereka kelebihan sistem IgY ini selain memberikan kekebalan pada induk unggas juga dapat memberikan kekebalan pasif pada keturunannya melalui telur sehingga unggas yang baru menetas mendapatkan imunitas pasif melalui transfer IgY induk.