PERLUNYA IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN...

PERLUNYA IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN KASUS PARASIT INTERNAL

Kamis, 16 April 2015 | 15:32 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 4981 kali
PERLUNYA IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN KASUS


Penyakit parasit merupakan salah satu dari 22 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Hal ini  ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian 4026 tahun 2013. Penyakit parasit dapat menghambat pertambahan berat badan ternak, khususnya pada sapi pedaging. Terlebih lagi yang disebabkan oleh parasit internal, seperti cacingan. Banyak orang masih memandang sebelah mata penyakit ini. Padahal menurut penelitian yang dilakukan oleh Siregar pada tahun 2013, kasus cacingan dapat menghambat pertumbuhan berat badan sebanyak 40% setiap harinya pada sapi potong. Penyakit ini juga menyebabkan turunnya produksi susu sebanyak 15% pada sapi perah. Pada pedet yang sudah terinfeksi secara kronis, dapat menyebabkan kematian.

Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menganggap hal ini perlu dikoordinasikan. Sehingga pada hari Selasa (14/4) dilaksanakan pertemuan identifikasi dan pemetaan kasus parasit internal dan kematian pedet tahun 2015. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang Training Center Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini  dihadiri 90 peserta terdiri dari pusat kesehatan hewan, laboratorium kesehatan hewan kabupaten, UPT laboratorium dan Dinas Peternakan di 33 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh. Wemmi Niamawati, MMA. koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka pengendalian dan penanggulangan penyakit parasiter di Jawa Timur.

Drh. Ari Puspita Dewi menjelaskan panjang lebar tentang teknik pemeriksaan dan identifikasi penyakit parasite. Drh. Ari Puspita Dewi adalah  narasumber dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Sedangkan Prof. Dr. Setiawan Koesdarto, M.Sc., drh. dari fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga memaparkan hasil penelitiannya. Penelitiannya mengenai pola infeksi cacing pada pedet di empat wilayah, antara lain: Kabupaten Bangkalan: 20,7% pedet positif helminthiasis, Kabupaten Lumajang: 16,5% pedet positif helminthiasis, Kabupaten Nganjuk: 20,6% pedet positif helminthiasis, dan Kabupaten Situbondo: 35,1% pedet positif helminthiasis.

Tahun 2015 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur melakukan pengendalian dan penanggulangan penyakit parasit. Kegiatan yang dilakukan adalah melalui pengambilan  dan pemeriksaan sampel feses dan darah sapi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: Tahap I (Juli – Agustus), Tahap II (Oktober – November) di Kabupaten/Kota di Jawa Timur.  
Selain itu juga dilakukan pemberian anthelmintika/obat cacing setahun dua kali. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan UPT laboratorium kesehatan hewan provinsi pada sapi di kelurahan/desa dan di wilayah kerjanya. Dengan harapan menekan kerugian ekonomi akibat penyakit parasit/cacing serta dapat meningkatkan produksi dan reproduktivitas ternak.

Sumber: DISNAK JATIM