Sistem Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) merupakan sistem kesehatan hewan nasional mengubah pelaporan dari sistem konvensional menjadi sistem berbasis elektronik (SMS gateway). Dengan sistem yang baru ini, pelaporan menjadi lebih cepat dan efisien dan dapat dipantau setiap hari. Sistem ini memudahkan petugas lapangan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan petugas dapat segera merespon secara cepat apabila ada laporan dari peternak bahwa ternak mereka sakit.

Dalam rangka sosialisasi program iSIKHNAS di Jawa Timur, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengadakan pertemuan koordinasi dan sosialisasi iSIKHNAS Tahun 2015. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Kesehatan Hewan ini ditujukan untuk Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Acara  yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 April 2015 dihadiri oleh 76 petugas Puskeswan seluruh kabupaten Provinsi Jawa Timur.

Acara yang diselenggarakan di Ruang Limousin Disnak Jatim ini dibuka oleh Kepala Dis-nak Jatim yang diwakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Drh. Wemmi Niamawati, MMA. Setelah pembukaan, Drh. Wemmi Niamawati, MMA memaparkan gambaran umum dan perkembangan iSIKHNAS di 4 kabupaten. Keempat kabupaten tersebut telah ditunjuk sebagai pilot project Direktorat Kesehatan Hewan-Direktorat Jenderal Peterna-kan dan Kesehatan Hewan. Hadir pula narasumber dari Direktorat Kesehatan Hewan: drh. Sigit Nurtanto yang membahas tentang manfaat dan rencana perluasan iSIKHNAS ke seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan pemateri lainnya yaitu Drh. Ali Makki dan Drh. Ni Luh Putu Suryani membahas tentang perkembangan iSIKHNAS di Kabupaten Bangkalan dan Banyuwangi serta permasalahan dan kendala yang terjadi di lapangan.

Jumlah pengguna yang telah dilatih di 4 kabupaten pilot project sebanyak 120 petugas dinas. Untuk pengembangan program, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur pada ta-hun 2015 akan mengadakan replikasi program  iSIKHNAS di 15 kabupaten di Provinsi Jawa Timur. 15 kabupaten tersebut antara lain: Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Madiun, Magetan, Ngawi, Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, Probolinggo, Sampang, Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Malang. Setiap kabupaten akan dilakukan pelatihan untuk 30 orang yang terdiri dari paravet/petugas teknis kecamatan dan petugas pusat kesehatan hewan. Pelatihan direncanakan selama 2 hari oleh koordinator provinsi dan kabupaten.