Maksud dan tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mengetahui lebih dekat kegiatan penelitian yang dilakukan telah serta sejauh mana peranan Lokalit Grati terhadap pengembangan usaha sapi potong di Jawa Timur.
Acara diawali dengan kunjungan lapang pada unit pengolahan pakan, kandang percontohan dan kandang percobaan serta unit pengolahan limbah. Selanjutnya rombongan melakukan diskusi yang dipimpin secara langsung oleh Kepala Lokalit Grati, Ir. Maryono, MS.
Dijelaskan oleh Kepala Loka bahwa seluruh penelitian yang dilakukan di lokalit Grati bersifat inovatif dan aplikatif sehingga hasilnya secara langsung dapat langsung diterapkan dan dirasakan peternak. Beberapa hal menarik yang telah ditemukan dan saat ini sedang dikembangkan adalah :
1. Penggunaan pakan biomas setempat yang potensial dan sesedikit mungkin menggunakan pakan tambahan dari luar daerah (model LEISA)
2. Program kelahiran kembar (twinning), baik secara alami maupun hormonal.
3. Pemeliharaan sapi sistim ranch (dilepas), dimana kotoran hanya dibersihkan 3 bulan sekali dan langsung bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Pada kesempatan tersebut Komisi B berharap agar hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disebarkan kepada peternak sapi potong, khususnya yang ada di Jawa Timur, untuk memacu produktivitas sapi potong di masyarakat dan yang paling penting adalah dapat meningkatkan pendapatan peternak. Selain itu juga diharapkan upaya pengembangan sapi potong di Jawa Timur dapat dilakukan secara sinergi dan terintegrasi dengan komoditas pertanian lainnya diwilayah yang telah dikembangkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sebagai Coorperate Farming.
Acara diawali dengan kunjungan lapang pada unit pengolahan pakan, kandang percontohan dan kandang percobaan serta unit pengolahan limbah. Selanjutnya rombongan melakukan diskusi yang dipimpin secara langsung oleh Kepala Lokalit Grati, Ir. Maryono, MS.
Dijelaskan oleh Kepala Loka bahwa seluruh penelitian yang dilakukan di lokalit Grati bersifat inovatif dan aplikatif sehingga hasilnya secara langsung dapat langsung diterapkan dan dirasakan peternak. Beberapa hal menarik yang telah ditemukan dan saat ini sedang dikembangkan adalah :
1. Penggunaan pakan biomas setempat yang potensial dan sesedikit mungkin menggunakan pakan tambahan dari luar daerah (model LEISA)
2. Program kelahiran kembar (twinning), baik secara alami maupun hormonal.
3. Pemeliharaan sapi sistim ranch (dilepas), dimana kotoran hanya dibersihkan 3 bulan sekali dan langsung bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Pada kesempatan tersebut Komisi B berharap agar hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disebarkan kepada peternak sapi potong, khususnya yang ada di Jawa Timur, untuk memacu produktivitas sapi potong di masyarakat dan yang paling penting adalah dapat meningkatkan pendapatan peternak. Selain itu juga diharapkan upaya pengembangan sapi potong di Jawa Timur dapat dilakukan secara sinergi dan terintegrasi dengan komoditas pertanian lainnya diwilayah yang telah dikembangkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sebagai Coorperate Farming.
Sumber: DISNAK JATIM