Untuk mewujudkan tujuan pembangunan peternakan dan keswan, pada tahun 2013 Ditjen Peternakan dan Keswan telah menetapkan Rencana Kerja Pembangunan didasarkan pada perencanaan top down policy dan bottom up planning. Dengan demikian, rencana pembangunan peternakan merupakan cerminan dari kebutuhan yang berasal dari pemerintah daerah yang selaras dan terpadu dengan kebijakan nasional di bidang peternakan.
Untuk mendukung hal tersebut perlu adanya persamaan persepsi dan komunikasi, sehingga pada tanggal 25 – 26 Maret Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Pertemuan Apresiasi Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di Jawa Timur. Sehingga Sekretaris Ditjen Peternakan dan Keswan bersama jajaran UPT pusat, Bappeda Prov Jatim dan Pejabat BPS Jatim turut hadir untuk berdiskusi bersama jajaran Disnak Jatim dan Kepala Dinas yang yang membidangi fungsi peternakan di kabupaten/kota se-Jawa Timur. Hal ini mengingat program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Jawa Timur merupakan salah satu pembangunan yang menjadi andalan dengan produk-produk unggulannya.
Pada pertemuan yang diselenggarakan di Kota Batu tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Kontrak Kinerja antara Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan Kepala Dinas yang membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan ditingkat kabupaten/kota serta penandatanganan Kontrak Kinerja antara Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan Kepala UPT Lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Acara tersebut adalah tindak lanjut dari penandatanganan Kontrak Kinerja Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau secara Nasional Tahun 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 14 Pebruari 2013 di Yogyakarta.
Sesditjennak dan Keswan, Dr.Ir Riwantoro menyampaikan tahun 2013 dan tahun 2014 memiliki arti yang sangat penting bagi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Kepentingannya adalah tahun 2013 sebagai langkah menuju tahun 2014 untuk mewujudkan swasembada daging sapi yang telah ditargetkan. Sesditjen juga mencermati sebenarnya permasalahan ternak dan daging sapi/kerbau sudah mulai terlokalisir hanya di Jabodetabek. Masalah utamanya telah bergeser kepada tataniaga dan distribusi sapi kerbau dan daging. Untuk mengatasi ini telah dilakukan oleh pusat maupun provinsi yaitu konsultasi dengan Kementerian Perhubungan, sehingga akan terealisir angkutan ternak di laut melalui kapal khusus ternak, kereta api ternak, dan daging. Diharapkan ada harga khusus yang diberlakukan pada angkutan udara untuk mengangkut daging dari sentra produksi ke daerah konsumen.
Pada tahun 2012, populasi sapi di Jawa Timur sebanyak 4,9 juta ekor. Dengan melihat jumlah pemotongan sapi potong di wilayah tersebut sebanyak 520ribu ekor per tahun maka sebenarnya Provinsi Jawa Timur telah swasembada daging sapi. Namun dengan komitmen untuk mendukung program swasembada daging sapi nasional, pertumbuhan ternak tersebut tetap dipacu untuk mencukupi permintaan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Kalimantan dan pulau lainnya. Menurut Kadisnak Jatim, Ir.Maskur MM, tanda tangan kontrak kinerja yang dilakukan adalah sangat penting dan membawa amanah yang sangat berat. Didalam penandatanganan kontrak kinerja tersebut tertulis target angka populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau serta target angka produksi daging untuk masing-masing kabupaten/kota. ”Untuk itu, saya harapkan kepada Saudara untuk dicermati dengan sebaik-baiknya guna memacu perkembangan populasi ternak (sapi potong, sapi perah dan kerbau)”, lanjutnya. (dw)
Sumber: DISNAK JATIM